Minggu, 01 Februari 2015

Fodim's Writing

Halo Fodimers... Fodim's Writing kali ini hanya diikuti oleh dua Fodimers saja yaitu Mentari Horo dari Sipos XXI dan Daniel Willy Widhiyan dari Sipos XXI. Tema Fodim's Writing kali ini yaitu "Kebijakan". Kami dari divisi Jurnalistik sangat menghargai Fodimers yang telah menyempatkan waktu dan usahanya untuk ikut berpartisipasi dalam Fodim's Writing kali ini. Artikel yang mereka buat sangat menarik Fodimers, kami pun sempat bingung untuk menentukan siapa pemenangnya. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pertimbangan yang telah kami lakukan, kami menentukan bahwa pemenang Fodim's Writing kali ini adalah Daniel Willy Widhiyan dari sipos XXI. Congratulations Willy... :) 
    Akan tetapi, bagi yang belum menang jangan berkecil hati karena masih ada kesempatan di Fodim's Writing berikutnya. So, tetap semangat dan jangan berhenti untuk mencoba lagi yaa... Seperti Fodim's Writing sebelumnya, si pemenang akan mendapatkan hadiah menarik dari divisi jurnalistik dan artikel di muat di blog Fodim UAJ. So, Fodimers tunjukan sikap peka, tanggap, dan kritis kalian ya dengan ikut berpartisipasi dalam Fodim's Writing berikutnya. Hehehe 

Artikel si pemenang 

Daniel Willy Whidiyan (Sipos XXI)
MACET SALAH SIAPA? 
     “Jakarta, ibu kota tercinta” kini hanya menjadi kiasan. Satu kata yang dapat kami definisikan untuk Ibu kota kita yaitu “kemacetan”. Kemacetan bagaikan budaya baru bagi Jakarta. Hal ini menjadi pekerjaan rumah untuk presiden ke -7 kita, Bapak Joko Widodo. 
    Berbagai kebijakan pemerintah muncul untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Mulai dari program three in one sampai pelarangan kendaraan roda dua masuk di jalan – jalan utama ibu kota. Begitu banyak kebijakan yang ditetapkan pemerintah guna mengurangi kemacetan di Jakarta. Namun, sampailah kita pada suatu pertanyaan “Apakah kebijakan itu efektif untuk megurangi kemacetan?” 
       Terkadang kita selalu menuntut pemerintah, menuntut akan suatu perubahan. Namun, kenapa kita sendiri tidak pernah mau berubah? Sebagai rakyat Indonesia, kita jangan hanya meminta dan menyalahkan pemerintah. Perlu ditekankan disini bahwa kebijakan pemerintah tidak akan berjalan dengan baik, bila tidak ada dukungan dari rakyat. Seribu kebijakan sekalipun akan menjadi omong kosong belaka bila tidak diimbangi dengan kesadaran diri untuk menjalankan kebijakan itu dengan baik. Percuma memperketat sebuah peraturan, namun mental kita masih menyogok dan selalu berfikir bahwa peraturan dibuat untuk dilanggar. Oleh karena itu, kita sebagai rakyat Indonesia marilah kita mendukung kebijakan dan program baru pemerintah agar tercipta nyaJakarta baru yang lebih baik, Jakarta yang terbebas dari kemacetan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar